Dienstag, 31. Mai 2011

REALITA INDONESIAKU TERCINTA

REALITA INDONESIAKU TERCINTA

Pagi hari yang cerah, rabu 250511 memasuki gerbang sambil memberi tanda pengenal kepada petugas yang berdiri di depan gerbang sebagai izin memasuki daerah tersebut. DiLanjutkan dengan membeli map yang berisikan matrai, formulir, dan sampul. Melengkapi berkas yang diminta sebagai syarat pengurusan. Lalu masuk ruangan yang dingin meminta nomor antrean kepada pegawai dan celingak celinguk mencari tempat duduk mana yang bisa disandari. Sembari menunggu nomor antrean dipanggil dengan sabar aku mengisi formulir depan mataku ini. Sekitar setengah jam aku menunggu lalu terbiLang lah nomor A-008, itu aku J

Bergerak menghampiri counter berdiri seorang wanita yang menyambutku dengan ramah dan melayaniku dengan sopan. Awalnya baik-baik saja ternyata ada berkas yang harus aku lengkapi lagi tapi wanita tersebut berkata padaku kalau aku bisa membawa berkas yang kurang tersebut pada saat aku wawancara&foto. Tibalah pada hari senin, 300511 pukul10 sesuai dengan jadwal yang diberikan. Aku kembali memasuki ruangan itu, mencari tempat duduk, memperhatikan orang-orang yang ada. Tiba-tiba aku mendengar ada seorang wanita berkerudung bersama seorang temannya memanggil “dek dek, sini”, aku pun menoLeh padanya lalu mendekat duduk disamping mereka. Sebelumnya aku sudah mengenal mereka pada hari pertama aku mengurus berkas ini. Hari pertama kami berbincang-bincang tidak terlalu dekat karena teringat oleh pesan ortuku yang selalu bilang jangan mau dicakapi siapapun, jangan mau ditawari apapun, harus berhati-hati dalam mengurus berkas ini. Setelah percakapan hari pertama dan hari ini, menurut pemikiran dewasaku mereka orang baik kok.

Jadi berhubung proses kami juga sama dapat jadwal pukul10, mereka menjelaskan padaku bagaimana proses yang harus aku lalui. Masukkan lembar bukti pemasukan berkas pada hari pertama di casher, lalu duduk tunggu nama dipanggil, lalu bayar urusanku yang 48lembar duduk tunggu nama dipanggil, lalu aku dapat nomor antrean C-048. Wanita berkerudung bersama seorang temannya tersebut dapat nomor antrean C-039. Kami pun melanjutkan percakapan singkat, berjalan seorang pria yang mereka kenal menghampiri kami dan bertanya “Ibu sudah siap? Ikut aja mari sama saya” Mereka pun berlalu keLuar meninggalkan ruangan dan aku seorang diri dengan manusia yang tidak ku kenal, hiks T_T

Proses yang aku lalui semua itu awalnya berjalan dengan baik tapi pada saat aku menunggu nomor antrean dipanggil aku mulai gusar tidak sabar, menghiLangkan ketidaksabaran dengan facebookan, smsan, celingak-celinguk manusia dalam ruangan sambil memandangi bacaan-bacaan yang menempel di ruangan tersebut. Yang paling menarik perhatian mataku, tempelan yang berwarna kuning mencolok dengan tulisan huruf cetak berukuran lumayan besar

HINDARI PENGURUSAN PASSPORT/IZIN KEIMIGRASIAN MELALUI CALO

Hm, baiklah itu tidak terlalu mengganggu untuk saat ini. No antrean masih C-039 tapi setelah 30menit lamanya aku menunggu no antrean tersebut tidak berubah juga, apaan ini muncul dalam hatiku sepertinya ada yang tidak beres ini. Hal tersebut bukan hanya aku saja yang merasakan ternyata ada beberapa orang yang menggerutu juga. Mereka bicara dengan suara sedikit keras “eh, kenapa nomornya belum ganti juga ya sudah daritadi hampir 45menit ini” sehingga aku bisa mendengarnya. Mereka bertanya padaku “berapa no antreamu?” aku sebutkan nomor antreanku. Lalu nomor mulai dipanggil setelah 1jam lamanya kami menunggu, tibalah keluar nomor antrean C-048, itu aku J

Aku bergegas memasuki ruangan foto&wawancara, pertama masuk ruang foto dengan banyak pegawai didalam, aku menghampiri seorang pegawai tetapi dia menyuruhku untuk ke pegawai lain, ada 5pegawai tukang foto, ma..na.. yang ku pilih, hhaahaha. Gayaku memilih tapi tak seorangpun menggubrisku karena aku berjalan sendiri. Sedangkan banyak orang dalam ruangan tersebut selain pegawai, yaitu orang-orang yang memakai jasa calo tanpa harus masuk melalui pintu depan melainkan bermain pintu belakang, ckckcck. Akhirnya giLiranku lah yang berfoto, aku duduk sebentar, si pegawai pergi sebentar lalu datang lagi dengan selembar uang biru nominal besar mengantonginya. Benar aku kecewa sangat karna si pegawai tidak serius dalam melayaniku tanpa senyum secara cepat mengambil fotoku dan membantuku sidik jari dengan cepat, kelihatan terburu-buru melayaniku karena si pegawainya ingin melayani orang yang telah salam tempel dengannya. Lalu aku memasuki ruangan wawancara tapi seorang pegawai meminta berkasku dan memintaku untuk menunggu di Luar hingga namaku dipanggil.

KeLuar dari ruangan ber-AC aku melihat sudah ada banyak orang yang duduk mengantri untuk wawancara. Dengan sabar menunggu namaku dipanggil, smsan, facebookan, celingak-celinguk juga. Menunggu sesuatu yang sangat membosankan bagiku karna harus menunggu dan menunggu lagi. Mendekati 45menit ada seorang bapak yang sudah tua menyelesaikan baca korannya dan masuk ruangan, terdengarlah suara tinggi bapak tersebut yang protes mengenai lamanya kami menunggu belum dipangil tapi tetap saja banyak manusia yang berlalu lalang masuk dari ruang foto dan langsung wawancara sedangkan kami harus menunggu setelah berfoto. Berdatangan juga orang lainnya yang ikut protes, setelah itu semua pegawai terdiam tidak berkata apapun. Akhirnya nama kami yang normal tanpa calo mulai dipanggil.

“Novita Novita Novita” begh, manggilnya pun tidak sopan terburu-buru euy. Bergegas memasuki ruangan dan mulai menghadapi pertanyaan ringan dari pegawainya (tapi tunggu dulu sepertinya pria ini belum pegawai karna seragamnya beda dengan yang lain) oh, baru teringat dia kan mahasiswa yang magang, lumayan cakepLah jadi terobati kesalku. Ada tidak enaknya juga dapat yang magang ini belum berani ambil keputusan tentang berkasku. Masih bertanya dengan pegawai wanita di sebelahnya yang diperhatikan dari wajahnya masih muda sekitar umur 20an gituLah. Hfft, aku dilayani dua orang pegawai sekaligus cuy tapi sama sekali tidak ada ramahnya wanita tersebut jadi semakin tua wajahnya, bertanya dengan suara tinggi dengan mata melotot, benar-benar bukan pelayan masyarakat yang baik. Adalah berkasku yang belum cocok mereka rasa, lalu aku jelaskan bahwa aku telah mendapatkan arahan dari pegawai wanita yang di casher depan. Eh, wanita tersebut malah nyolot dengan bibir komat-kamit matanya melotot bilang kalau dia tidak terima. Emanglah membuat hatiku panas jantungku berdetak kencang otakku berpikir keras tak karuan. Baiklah besok akan saya perbaiki.

Selasa pagi 310511 sebelum menuju lokasi aku diajak wawa&bezer sarapan pagi, supaya aku tidak menunggu lama di sana mereka biLang. Menyerah dengan keadaan aku pun ikut makan. Kami tiba di lokasi mereka pergi tinggallah aku sendiri yang harus berjuang. Padahal sudah pukul setengah9 Lho kami tiba tapi pegawainya belum pada datang, terpaksa aku harus menunggu duLu di Luar. SeteLah setengah jam menunggu pukul9 aku memasuki ruangan tanpa menunggu dipanggil lagi. Tapi mereka biLang tunggu duLu ya mbak, ok aku keLuar Lagi menunggu, lalu aku masuk lagi menghadapi wawancara lanjutanku bersama pria magang dan pegawai wanita yang mata melotot. Tanya bla bla bla dan menguji kemampuan bahasaku yang masih dasarnya pengenalan lho, mereka pun terdiam, berkata wanita itu “mari ikut aku” kami berjalan menelusuri ruangan dengan banyak pegawai dalamnya. Pertama aku bingung, mungkin aku mau dipasung ini ya tapi akhirnya aku sadar ternyata dia mencari seorang pegawai yang mungkin bisa kemampuan bahasa sepertiku. Berhubung karna orang yang dicari belum datang kami pun kembali ke ruang wawancara. MuLai Lagi memperhatikan berkas-berkas, entah apa dalam pikiran wanita tersebut suka mencari sela-sela kesalahan orang yang diwawancarainya “kok tanda tangan papah kamu mirip dengan tanda tangan kamu?” aku jawab aja, “namanya juga kami bapak anak, wajarlah mirip kak”. Ga penting banget sech pertanyaannya mbak? (dalam hati bergumam dengan aksen bicara anak alay). Selesai dari aku diserahkan kembali dengan pria magang tersebut dan pegawai wanita tersebut melayani seorang wanita yang berdiri di sebelahku. Wah, Luar biasa emang tidak ramah wanita tersebut kembali suara tinggi dan mata melototnya mulai mewawancarai dengan kata “kamuh”.

Masih menunggu keputusan kapan aku bisa ambil urusanku tersebut duduk terdiam, si pria magang mengetik dataku sambil sesekali smsan euy, ckckck. Selesai wanita mata melotot mewawancari wanita yang berdiri di sebelahku kembali mencek berkasku dan disuruh kembali untuk mengambilnya pada tanggal8. Seminggu Lebih juga itu padahal diLembar kwitansi 4hari setelah selesai wawancara, sabar sabar anak sabar disayang Tuhan.

Eh, ada lagi hal yang mengganjal dalam pikiranku, kemana ya wanita berkerudung dengan seorang temannya yang aku kenal hari pertama itu. Ha, akhirnya aku sadar satu hal ternyata mereka juga ikut memakai jasa calo, xixixi

Hal yang bisa dipetik dari pengaLaman ini adaLah,

Pastinya kedewasaan berpikir, kesabaran, diuji untuk mandiri,

Sabar dalam ketidakpercayaan orang pada kita,

Sabar dalam menghadapi manusia yang tidak berlaku jujur dan melanggar aturan.

Perhatikan sekeliling tetap waspada pada siapapun tapi bukan berarti curiga,

ItuLah namanya sebuah piLihan harus dijaLani dan diselesaikan, ini masih negara sendiri, masih manusia Indonesia yang dihadapi. Bagaimana Lagi kaLau negara orang Lain, harus mandiri. Ini merupakan Langkah awal perjuangan. Semangat, Laaaaanjuuuuut>>